Menciptakan Kemandirian Energi dari Mukti Sari

11 Januari 2024
HERI PRASETYO, SE
Dibaca 82 Kali
Menciptakan Kemandirian Energi dari Mukti Sari

Riau – Warga Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, sekarang bisa menghemat pengeluaran. Dengan memanfaatkan biogas, mereka tidak lagi bergantung pada gas LPG untuk memasak, dan penerangan lampu dari PLN.

Biogas yang dimanfaatkan warga Desa Mukti Sari berasal dari kotoran ternak yang diolah menjadi energi alternatif. Selain menjadi energi baru terbarukan, limbah biogas juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang bisa menyuburkan tanaman.

“Saya sekarang bisa berbagi kebahagiaan kepada tetangga,” kata Darman, salah satu penerima manfaat program biogas di desa Mukti Sari.

Sebelumnya Darman mengaku terpaksa hanya dapat berbagi aroma tidak sedap dari kandang ternaknya. Namun setelah kotoran ternak itu berhasil diolah menjasi energi alternatif, kini ia bisa berbagi penerangan di malam hari.

“Saya juga bisa berbagi kebutuhan biogas kepada warga sekitar,” ucapnya.

Kemandirian warga Desa Mukti Sari ini tidak lepas dari campur tangan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bagian dari regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina. Anak perusahaan pelat merah itu bekerja sama dengan Yayasan Rumah Energi (YRE) mengembangkan proyek Desa Energi Berdikari di Desa Mukti Sari.

Program yang digulirkan bertujuan untuk mendorong terciptanya kemandirian energi di tingkat masyarakat desa. Dalam program Desa Energi Berdikari ini telah berhasil membangun 9 reaktor biogas percontohan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Warga Desa Mukti Sari memanfaatkan biogas untuk memasak.
© 2023 suarabanyuurip.com/Dok. PHR

PHR dan YRE juga telah melakukan penyuluhan tentang pengoperasian, pemanfaatan dan perawatan reaktor biogas. Tak hanya itu, warga juga diberi penyuluhan tentang pemanfaatan ampas biogas untuk menghasilkan pupuk organik bagi tanaman.

“Saat ini pemanfaatan program biogas dari Desa Energi Berdikari berjalan baik dengan 9 unit reaktor biogas terpasang. Semoga fasilitas ini bisa berdampak positif bagi warga di Desa Mukti Sari karena kita ingin menciptakan kemandirian energi mulai dari tingkat desa,” kata Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto dalam keterangan tertulisnya yang diterima suarabanyuurip.com, Selasa (28/2/2023).

Rudi menjelaskan, sistem pengoperasian dan pemantauan reaktor biogas tersebut dilakuan secara modern menggunakan aplikasi di ponsel yang bisa menampilkan data secara real time. Baik untuk memantau level penggunaan gas dan berapa konversi jika dirupiahkan, dan berapa banyak sisa gas di digester (alat tampung bahan organik).